Cloud Hosting Indonesia

Mengambil Ibrah dari Kemarau dalam Al-Qur’an ( Al-A’Raaf 130 )














ولقد أخذنا آل فرعون بالسنين ونقص من الثمرات لعلهم يذكرون

“Dan Sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran.”( Al-A’Raaf 130 )
Alhamdulillah,pagi ini Alloh Ta’ala masih beri saya dan kita semua banyak nikmat, bisa kembali menikmati hari, menikmati hembusan nafas, nikmatnya sarapan pagi ( ..secangkir kopi hangat & kue..hhmm..),dan cerahnya mentari didinginya pagi ini, alhamdulillah.
Tetapi pernahkah kita penasaran merenungi setiap isyarat alam yang terjadi disekitar kita, ataupun setiap peristiwa yang Alloh hadirkan kehadapan kita dan mencarinya dalam kalimat-kalimat sempurnaNya melalui Al-Qur’an ?
Pagi ini rasa penasaran dan ingin tahu itu kembali hadir dalam benak, ketika merasakan dinginnya pagi karena hadirnya musim kemarau dalam beberapa bulan terakhir ini. Dan segera saja saya buka Al-Qur’anul Karim yang ada, dan untuk memudahkan pencarian akhirnya saya buka juga Qur’an Digital untuk mencari kata ‘kemarau’ yang menjadi ‘bahan’ kepenasaranan saya ,dalam Al-Qur’an.
Akhirnya,dengan satu klik ditemukanlah kata ‘kemarau’ itu ada di surat Al-A’Raaf ayat 130 seperti yang sudah kita simak diatas.Dalam ayat tersebut Alloh beritahukan bahwa Alloh Ta’ala mendatangkan musim kemarau kala itu kepada Fir’aun dan kaumnya sebagai hukuman karena kesombongannya dan penindasan Fir’aun terhadap kaum Nabi Musa.
Dan berikut sekilas penjelasan yang di ambil dari Tafsir Ibnu Katsir mengenai ayat diatas,
“Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran.” Al-A’Raaf 130
Maksudnya, Kami telah menguji dan mencoba serta menimpakan musibah kepada mereka.Yakni tahun-tahun yang kering, paceklik yang berkepanjangan, dan kelaparan karena minimnya tetumbuhan.Mujahid mengatakan bahwa keparahan ini masih di bawah keparahan yang pertama. Abi Ishaq mengatakan dari Raja ibnu Haiwah bahwa masa-masa itu pohon kurma hanya membuahkan sebiji buahnya.
Demikian sedikit penjelasan Ibnu Katsir mengenai QS.Al-A’Raaf ayat 130 yang mana dalam penjelasannya itu hingga ayat 131 ,
“ Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: "Ini adalah karena (usaha) kami". Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. Al-A’Raaf 131
Yaitu berupa kesuburan dan rezeki yang banyak. Artinya, keadaan ini dihasilkan karena usaha dan jerih payah kami. Yakni kekeringan dan paceklik. Maksudnya, hal tersebut terjadi karena ulah Musa dan para pengikutnya serta apa yang dibawa oleh mereka. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firmanNya:
..Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapandari Allah (AlA'raf: 131)
Yakni musibah yang menimpa mereka itu berdasarkan ketetapan dari Allah. Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firmanNya:
..Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah. (Al A'raf:131)
Yakni datangnya dari Allah Swt.
Jika kita menyimak dua ayat diatas maka secara sederhana kita dapatlah mengambil pelajaran bahwa :

  • Kemarau/musim kemarau yang Alloh hadirkan kepada kita saat ini adalah bisa jadi juga mungkin hukuman bagi kita yang barangkali tanpa disadari telah berprilaku seperti halnya prilaku/perbuatan yang dilakukan Fir’aun dan kaumnya, yaitu perbuatan dzalim terhadap sesama, ataupun kesombongan terhadap kebenaran yang disampaikan Alloh melalui firman-firmanNya.
  • Seringkali barangkali kita melupakan dosa-dosa yang telah diperbuat.
  • Diwaktu Alloh menimpakan musibah kita mengingatNya dan memohon kepada Alloh untuk disegerakan musibah itu berlalu, akan tetapi manakala musibah itu Alloh telah gantikan dengan nikmat-nikmatnya yang banyak, kembali kita lalai dari mengingatNya, na’udzubillah semoga kita semua dijauhkan dari hal-hal tersebut.
Demikian segores catatan sederhana di Ahad pagi ini semoga bisa menjadi sarana kita saling mengingatkan untuk senantiasa berada dalam ketaatan dan penuh kesyukuran kepada Alloh Azza wa jalla,aamiin.
Jika ada koreksi atau tambahan atas apa yang saya tulis ini dari sahabat sekalian,akan sangat bersyukur sekali kiranya diri ini, yang semoga menjadi sesuatu yang penuh manfaat untuk kita semua.
Segala yang benar pasti datangnya dari Alloh, dan yang salah itu dari saya hambaNya yang senantiasa banyak khilaf dan miskin ilmu ini.
Wassalam
Ali Hidayah